Kain
Lenan yang Kering
- Dunia Mencari Arah
Penulis melihat bahwa dunia membutuhkan lekukan dan saluran
untuk membawa berbagai persoalan yang menimpa.dibutuhkan kanal untuk menampung
dan mengarahkan dunia bergerak. Dunia sedang mengalami banyak persoaalan dan
esensi kebenaran menjadi hancur. Hal ini juga yang dilihat oleh penulis
siapakah yang harus menjadi kanal? Pemimpin yang bekerja di ladang Tuhan lah
yang ditunjuk. Ketika dunia sedang mengalami kemerosotan, yang harusnya
bertanggung jawab adalah pemimpin di ladang Tuhan karena setiap jiwa dalam
wilayah pelayanan mereka adalah warga dunia yang juga mengalami persoalan
sehingga melayani mereka berarti melayani dunia. Pemimpin si ladang Tuhan yang
akhirnya menciptakan arahan bagi dunia.
Mengarahkan duna menjadi hal sulit tetapi bukan itu masalah
dasarnya. Yang terjadi adalah pelayan Tuhan tidak mampu membuat arah baru bagi
dunia. Mereka malah tidak mengerti tugas mereka dan akhirnya mengeluh. Padahal
dengan posisi mereka seharusnya menjadi kanal bagi dunia yang sebenarnya rindu
akan arahan baru.
Ketika dunia mau berubah, yang diharapkan berubah duluan
adalah pemimpinnya. Dengan mengembalikan semuanya ke dalam kebenaranKering
Alkitab otomatis mengubah pemimpin sehingga mereka bisa memberi arahan yang
baik bagi dunia.
- Kain Lenan yang Kering
Penulis melihat bahwa masalah kepemimpinan salah satunya
adalah keinginan untuk merendahkan hati dan hilangnya semangat untuk melayani.
Teladan Yesus ketika memimpin murid – muridNya adalah mengajarkan tentang
merendahkan hati satu sama lain.
Teladan Yesus yang ditunjukkan yaitu sebagai seorang guru:
- menanggalkan jubahNya. Hal ini dilakukan agar ketika menjadi pemimpin rela hati memberi diri untuk melayani jemaatNya.
- Mengikatkan kain lenan di pinggang. Hal ini berarti ketika menajdi pemimpin kerendahan diri melayani juga menjadi pelayan dalam arti sebenarnya. Mengikatkan kain lenan di pinggang berarti ikhlas melayani kebutuhan orang lain. Kain lenan dalam hal ini berarti hamba bagi kebutuhan orang lain.
- Menyeka kaki murid-muridNya. Hal ini menujukkan bahwa tugas pelayanan harus dilakukan pemimpin dengan sungguh – sungguh. Pada masa itu, membersihkan kaki yang penuh debu dilakukan sungguh – sungguh oleh pelayan dan harus sampai bersih. Dalm hal ini, pelayan itu adalah pemimpin.
Pada masa ini, pemimpin melupan kain lenan yang ada pada
mereka. Kain lenana yang seharusnya tetap basah karena harus digunakan untuk
melayani malah menajdi kering. Hal ini terjadi, dipandang karena cara berpikir
pemimpin itu sendiri dalam memahami hakikat pemimpin. Yang terjadi adalah
pemimpin berfokus pada kekuasaan.
Pelayanan kemimpinan Tuhan Yesus tidak pernah dengan tangan
besi dan malah menanggalkan kebesaran. Banyak pemimpin yang menyalahartikan
kekuasaan dan malah melayani diri mereka sendiri. Dalam keadaan seperti itu
lah, kain lenan menjadi kering.
Ketika kain lenan basah karena selalu dipakai melayani orang.
Pemimpin juga menggunakan kursi kekuasaan mereka untuk melayani orang lain
tetapi yang terjadi adalah kebalikannya. Kondisi lain yang menyebabkan kain
lenan menjadi kering adalah kepemimpinan hanya menjadi status. Kain lenan
memang diikatkan di pinggang tetapi hanya sebagai tanda. Dan sebagian lagi
menganggap pamor sebagi kepemimpinan menjadi tolak ukur kelayakan sebagai
pemimpin.
Tuhan Yesus mengajarkan agar memilih jalan yang sepi dan
tenang. Pemimpin kristiani justru memilih jalan dan kehendak orang banyak
dibanding caraNya sendiri. Pembawa pesan lebih besar dari pesan itu sendiri.
Hal ini menyebabkan kain lenan kering, karena tidak pakai unutk melayani Tuhan.
Hal lain juga bisa membuat kain lenan kering adalah kain lenan
tidak pakai untuk mengelap kaki yang harus dilayaninya. Pemimpin sperti itu
berpura-pura dan malah mengambil keuntungan dari posisi mereka sebagai
pemimpin. Tuhan Yesus mengingatkan
banyak domba yang harus diperhatikan.
Tuhan Yesus berharap agar pelayanNya menggunakan kain lenan
untuk melayani. Pelayanan juga memerlukan kerendahan hati. Kerendahan hati
berasal dari kesadaran diri bahwa pelayanan ini milik Tuhan. Pemimpin yang
diharapkan Tuhan adalah pemimpin yang menyadari bahwa ia diperkenankan Tuhan
untuk mengambil pelayanan ini.
Pemimpin menempatkan kepentinganNya di belakang dan memiliki
sikap memberi diri untuk melayani orang lain dengan mencontoh teladan Yesus.
Pelayanan di dunia ada karena Dia menghendaki murid-muridNya melanjutkan
pelayananNya.
Pelayanan juga harus dilakukan dengan sungguh – sungguh,
ketekunan dan mau menaklukkan keinginan hati untuk tidak peduli terhadap yang
dilayani. Pelayanan ini dapat bertahan juga kerena ia memilki semangat dan mau
bertahan dalam melayani dan memiliki ambisi yaitu menediakan diri untuk
melayani.
- Meja Makan yang Sepi
Berkumpul bersama – sama di meja makan merupakan tradisi yang
penting. Kerjasama antar anggota tubuh merupakan sistem yang dapat
diperhatikan. Penulis menggunakan analogi ini untuk menjelaskan bagaimana
hubungan yang terjadi antar manusia. Kepentingan diri sendiri dan keutamaan
atas diri sendiri, kesombongan merupakan beberapa penyebab putusnya hubungan. Keterbukaan dan hubungan tanpa syarat akan
membuat hubungan yang baik. Hal yang kebalikan dari kejadian di atas seperti
meja makan sepi yang dialami dalam kasus kepemimpinan. Banyak alasan yang
menyebabkan meja makan menjadi sepi mungkin
karena ditinggalkan orang yang sudah pernah duduk di sana, kesibukan,
persoalan manusiawi atau mungkin karena
meja makan tidak ada lagi.
Pelayanan yang meraksasa mungkin saja membuat sang pemimpin
melupakan relasi degan jemaatnya. Hubungan persaudaraan yang telah bubar juga
dapat membuat pemimpin dapat menyatukan. Seharusnya pemimpin yang baik menjadi
teladan dalam membangun persaudaraan yang indah. Hubungan ini dimulai dengan
keterbukaan dan membutuhkan proses dan kesabaran. Kesatuan dalam hubungan ini
merupakan panggilan dari Tuhan untuk pemimpin agar menjadikan meja makan berisi
kebersamaan dan menjadikan mereka yang di meja itu teman sepelayanan. Teman
sepelayanan itu penting agar pemimpin tidak terjebak dalam kesepian.
- Padang Gurun yang Sunyi
Yohanes Pembaptis menyuarakan suara Tuhan tiada henti dan tak
pernah takut merupakan contoh pemimpin yang diharapkan karena ia memiliki
semangat dan keberanian untuk menantang dunia agar dunia berbalik. Hal ini
membutuhkan proses dengan adanya latihan kehidupan dan keberanian. Diperlukan kesadaran
masalh dapat menjadi alat yang dipakai Tuhan sebagai latihan hidup.
Semangat pelayan harus berasal dari pengenalan akan rencana
Tuhan. Tuhan meminta pemimpin agar mengembalikan diri mereka kepada Tuhan dan
pemimpin harus menyadari dunia ini sedang membutuhkan penyelamatan. Keraguan
yang ada ketika melakukan perubahan seharusnya hilang karena Tuhan telah
menjanjikan kekuatan padanya.
- Tertidur Terlalu Lelap
Betapa banyak pelayanan Tuhan tidak membuat Ia lupa untuk
memberi waktu kepada Bapa. Pelayanan bukan milik pemimpin saja jadi seharusnya
ada keintiman dengan Bapa dan tidak mengabaikan hubungan ini. Kekuatan
keintiman dengan Tuhan adalah kunci keberhasilan pelayanan. Dengan semankin
dekat kepada Tuhan artinya kita akan semakin mengerti apa maunya Tuhan.
Pemimpin juga perlu menyadari bahwa tanpa Tuhan kita tidak bisa berbuat apa –
apa karena ia tahu bahwa di dalam Tuhan ia merasakan tuntunan, kepuasaan untuk
orang yang dilayaninya. Komunikasi yang bisa dilakukan untuk keintiman ini
adalah berdoa.
Tuhan dapat mengubahkan apa yang tak berharga di mata dunia
menjadi sesuatu yang mengubahkan. Keheningan dengan Tuhan yang boleh membuat
orang – orangNya setia dan ketika ada kelelahan dan kekhawatiran boleh mendapat penghiburan.
- Salib yang Terbuang
Penderitaan mengikut Tuhan Yesus bukan hal yang harus
disembunyikan dan malah hal inilah yangmenjadikan ini ujian bagi pengikutNya.
Ketika tak ada pilihan selain meneruskan perjalanan hidup sebagai pemimpin
karena
- Perlawanan akan selalu ada dari orang – orang yang tidak mau percaya
- Mengenal dan percaya Tuhan merupakan alat untuk membangun jalan Tuhan. Salib memang tidak mudah. Pengorbanan dibutuhkan dan Tuhan mau agar akhirnya kita tahu bahwa ia adalah fokus kita.
Salib dalam hal ini adalah
a.
Karakter
Pemimpin yang baik harus menyalibkan karakter lamanya.
Karakter pemimpin berubah bukan tujuan untuk menyenangkan orang lain. Sebaiknya
meminta kepada Tuhan agar menggunakan karakter kita yang kuat untuk
pelayananNya.
b.
Keinginan dunia
Apa yang dipandang dunai kenikmatan dunia membuat anak Tuhan
mengabaikan Ia. Untuk melawan ini adalah dengan melalui salib. Memakukan smeua
keinginan ini
Salib
tidak baik untuk dibiarkan tergeletak karena artinya kita memilih sampah yang
menjadi bagian hidup kita. Lebih baik hidup kita dipenuhi dengan bukti ketaatan
kepada Tuhan sehingga pemimpin yang baik selalu membawa salib dan menaatinya.
- Ladang yang Tak Terurus
Pemimpin
dalam Tuhan merupakan orang yang memilki mental dan semangat untuk mengerjakan
yang terbaik. Tidak mau bekerja keras akibat kita merasa nyaman dengan keadaan
sekarang. Oelayanan yang tidak disertai kerja keras adalah pelayanan yang
berhenti. Akibatnya, ladang menjadi tak terurus karena tidak ada gairah. Hanya
ingin menikmati kebenaran firman itu sendiri. Kerja keras berhubungan dengan
mental. Gairah kerja keras seharusnya menjadi bahan bakar untuk pencapaian.
Dibutuhkan juga latihan hidup untuk memilki mental bekerja keras.
Pemimpin
di ladang Tuhan harus mempunyai semangat untuk belajar dan berlatih
agarmentalitas untuk bekerja keras smekain kuat.pemimpin harus memiliki
mentalitas: pelayanan Tuhan ini adalah pelayanan jiwa.
Putri
Metasari Pangaribuan
Matematika
- 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar