Sabtu, 18 Mei 2013

MEnyadari KAMUflase di dalam relasi dengan TUHAN


Temanku, sadar ga ada yang berbeda dengan cara aku dalam menuliskan judul artikel ini? Atau merasa bingung dengan judul yang aku berikan?
Aku mau mengajak kamu untuk merenungkan selama ini bagaimana relasimu dengan sesamamu. Ketika temanmu ada masalah, apakah kamu punya kepekaan dalam merasakan apa yang ia alami? Ketika temanmu ada sukacita, bisakah kamu sama – sama membagikan apa yang menajdi sukacitanya ke orang lain juga?
Faktanya adalah ketika ia merasa “comfort” dengan teman – teman yang ada di hidupnya, membuat dia lupa bahwa masih ada orang yang harus ia kasihi selain teman dekatnya.
Aku rindu membagikan Matius 25:42, tertulis : Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;
Ayat ini berada dalam Mat 24:3--26:45 dimana pada saat itu Tuhan Yesus sedang berbicara PENGHAKIMAN TERAKHIR. Sadarkah kita semakin hari zaman ini semakin tidak rasional dan semuanya mulai tidak teratur. Orang miskin semakin miskin karena orang kaya tidak peduli dengan mereka. Orang yang berkekurangan mulai mati pelan – pelan karena tidak mapu memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari. Tidak ada belas kasihan lagi di dalam relasi antar manusia.
Hal ini terjadi bukan hanya pada zaman sekarang tetapi di zaman Yesus pun sudah terjadi.
Bagaimana dengan kita? Pernahkah kita memikirkan sebentar saja tentang mereka yang berkurangan? Jauh lebih dekat dan nyata dari pada itu, untuk saudara seiman sendiri, maukah kita memberi diri kita untuk jawaban doa mereka yang membutuhkan uluran kasih?
Saya yakin sebagian besar kita menjawab bahwa aku terlalu sibuk dengan hidupku dan aku lupa kalau mereka ada. Hal ini menunujukkan KAMUFLASE. Kenapa aku berani berkata seperti itu?
Hal ini terjadi pada banyak orang Kristen yng terjebak dalam ke-aku-annya dan tidak bisa melihat ada orang lain yang menderita.
Sekarang, aku mau bertanya apakah hal ini menunjukkan relasi dengan Tuhan baik??
Atau relasi dengan Tuhan menjadi KAMUFLASE di dalam hidup berelasi dengan manusia.
Aku pun diingatkan untuk merendahkan hati ketika aku boleh menyadari hal ini.
Marilah dengan mohon ampun kepada Tuhan agar kita boleh kembali kepadaNYA setelah apa yang kita perbuat dan terus mau melakukan yag baik di hadapan Tuhan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar