Jumat, 10 Mei 2013

Kain Lenan yang Kering


Kain Lenan yang Kering
  1. Dunia Mencari Arah
Penulis melihat bahwa dunia membutuhkan lekukan dan saluran untuk membawa berbagai persoalan yang menimpa.dibutuhkan kanal untuk menampung dan mengarahkan dunia bergerak. Dunia sedang mengalami banyak persoaalan dan esensi kebenaran menjadi hancur. Hal ini juga yang dilihat oleh penulis siapakah yang harus menjadi kanal? Pemimpin yang bekerja di ladang Tuhan lah yang ditunjuk. Ketika dunia sedang mengalami kemerosotan, yang harusnya bertanggung jawab adalah pemimpin di ladang Tuhan karena setiap jiwa dalam wilayah pelayanan mereka adalah warga dunia yang juga mengalami persoalan sehingga melayani mereka berarti melayani dunia. Pemimpin si ladang Tuhan yang akhirnya menciptakan arahan bagi dunia.
Mengarahkan duna menjadi hal sulit tetapi bukan itu masalah dasarnya. Yang terjadi adalah pelayan Tuhan tidak mampu membuat arah baru bagi dunia. Mereka malah tidak mengerti tugas mereka dan akhirnya mengeluh. Padahal dengan posisi mereka seharusnya menjadi kanal bagi dunia yang sebenarnya rindu akan arahan baru.
Ketika dunia mau berubah, yang diharapkan berubah duluan adalah pemimpinnya. Dengan mengembalikan semuanya ke dalam kebenaranKering Alkitab otomatis mengubah pemimpin sehingga mereka bisa memberi arahan yang baik bagi dunia.
  1. Kain Lenan yang Kering
Penulis melihat bahwa masalah kepemimpinan salah satunya adalah keinginan untuk merendahkan hati dan hilangnya semangat untuk melayani. Teladan Yesus ketika memimpin murid – muridNya adalah mengajarkan tentang merendahkan hati satu sama lain.
Teladan Yesus yang ditunjukkan yaitu sebagai seorang guru:
  1.  menanggalkan jubahNya. Hal ini dilakukan agar ketika menjadi pemimpin rela hati memberi diri untuk melayani jemaatNya.
  2. Mengikatkan kain lenan di pinggang. Hal ini berarti ketika menajdi pemimpin kerendahan diri melayani juga menjadi pelayan dalam arti sebenarnya. Mengikatkan kain lenan di pinggang berarti ikhlas melayani kebutuhan orang lain. Kain lenan dalam hal ini berarti hamba bagi kebutuhan orang lain.
  3. Menyeka kaki murid-muridNya. Hal ini menujukkan bahwa tugas pelayanan harus dilakukan pemimpin dengan sungguh – sungguh. Pada masa itu, membersihkan kaki yang penuh debu dilakukan sungguh – sungguh oleh pelayan dan harus sampai bersih. Dalm hal ini, pelayan itu adalah pemimpin.
Pada masa ini, pemimpin melupan kain lenan yang ada pada mereka. Kain lenana yang seharusnya tetap basah karena harus digunakan untuk melayani malah menajdi kering. Hal ini terjadi, dipandang karena cara berpikir pemimpin itu sendiri dalam memahami hakikat pemimpin. Yang terjadi adalah pemimpin berfokus pada kekuasaan.
Pelayanan kemimpinan Tuhan Yesus tidak pernah dengan tangan besi dan malah menanggalkan kebesaran. Banyak pemimpin yang menyalahartikan kekuasaan dan malah melayani diri mereka sendiri. Dalam keadaan seperti itu lah, kain lenan menjadi kering.
Ketika kain lenan basah karena selalu dipakai melayani orang. Pemimpin juga menggunakan kursi kekuasaan mereka untuk melayani orang lain tetapi yang terjadi adalah kebalikannya. Kondisi lain yang menyebabkan kain lenan menjadi kering adalah kepemimpinan hanya menjadi status. Kain lenan memang diikatkan di pinggang tetapi hanya sebagai tanda. Dan sebagian lagi menganggap pamor sebagi kepemimpinan menjadi tolak ukur kelayakan sebagai pemimpin.
Tuhan Yesus mengajarkan agar memilih jalan yang sepi dan tenang. Pemimpin kristiani justru memilih jalan dan kehendak orang banyak dibanding caraNya sendiri. Pembawa pesan lebih besar dari pesan itu sendiri. Hal ini menyebabkan kain lenan kering, karena tidak pakai unutk melayani Tuhan.
Hal lain juga bisa membuat kain lenan kering adalah kain lenan tidak pakai untuk mengelap kaki yang harus dilayaninya. Pemimpin sperti itu berpura-pura dan malah mengambil keuntungan dari posisi mereka sebagai pemimpin. Tuhan Yesus mengingatkan  banyak domba yang harus diperhatikan.
Tuhan Yesus berharap agar pelayanNya menggunakan kain lenan untuk melayani. Pelayanan juga memerlukan kerendahan hati. Kerendahan hati berasal dari kesadaran diri bahwa pelayanan ini milik Tuhan. Pemimpin yang diharapkan Tuhan adalah pemimpin yang menyadari bahwa ia diperkenankan Tuhan untuk mengambil pelayanan ini.
Pemimpin menempatkan kepentinganNya di belakang dan memiliki sikap memberi diri untuk melayani orang lain dengan mencontoh teladan Yesus. Pelayanan di dunia ada karena Dia menghendaki murid-muridNya melanjutkan pelayananNya.
Pelayanan juga harus dilakukan dengan sungguh – sungguh, ketekunan dan mau menaklukkan keinginan hati untuk tidak peduli terhadap yang dilayani. Pelayanan ini dapat bertahan juga kerena ia memilki semangat dan mau bertahan dalam melayani dan memiliki ambisi yaitu menediakan diri untuk melayani.
  1. Meja Makan yang Sepi
Berkumpul bersama – sama di meja makan merupakan tradisi yang penting. Kerjasama antar anggota tubuh merupakan sistem yang dapat diperhatikan. Penulis menggunakan analogi ini untuk menjelaskan bagaimana hubungan yang terjadi antar manusia. Kepentingan diri sendiri dan keutamaan atas diri sendiri, kesombongan merupakan beberapa penyebab putusnya hubungan.  Keterbukaan dan hubungan tanpa syarat akan membuat hubungan yang baik. Hal yang kebalikan dari kejadian di atas seperti meja makan sepi yang dialami dalam kasus kepemimpinan. Banyak alasan yang menyebabkan meja makan menjadi sepi mungkin  karena ditinggalkan orang yang sudah pernah duduk di sana, kesibukan, persoalan manusiawi  atau mungkin karena meja makan tidak ada lagi.
Pelayanan yang meraksasa mungkin saja membuat sang pemimpin melupakan relasi degan jemaatnya. Hubungan persaudaraan yang telah bubar juga dapat membuat pemimpin dapat menyatukan. Seharusnya pemimpin yang baik menjadi teladan dalam membangun persaudaraan yang indah. Hubungan ini dimulai dengan keterbukaan dan membutuhkan proses dan kesabaran. Kesatuan dalam hubungan ini merupakan panggilan dari Tuhan untuk pemimpin agar menjadikan meja makan berisi kebersamaan dan menjadikan mereka yang di meja itu teman sepelayanan. Teman sepelayanan itu penting agar pemimpin tidak terjebak dalam kesepian.
  1. Padang Gurun yang Sunyi
Yohanes Pembaptis menyuarakan suara Tuhan tiada henti dan tak pernah takut merupakan contoh pemimpin yang diharapkan karena ia memiliki semangat dan keberanian untuk menantang dunia agar dunia berbalik. Hal ini membutuhkan proses dengan adanya latihan kehidupan dan keberanian. Diperlukan kesadaran masalh dapat menjadi alat yang dipakai Tuhan sebagai latihan hidup.
Semangat pelayan harus berasal dari pengenalan akan rencana Tuhan. Tuhan meminta pemimpin agar mengembalikan diri mereka kepada Tuhan dan pemimpin harus menyadari dunia ini sedang membutuhkan penyelamatan. Keraguan yang ada ketika melakukan perubahan seharusnya hilang karena Tuhan telah menjanjikan kekuatan padanya.
  1. Tertidur Terlalu Lelap
Betapa banyak pelayanan Tuhan tidak membuat Ia lupa untuk memberi waktu kepada Bapa. Pelayanan bukan milik pemimpin saja jadi seharusnya ada keintiman dengan Bapa dan tidak mengabaikan hubungan ini. Kekuatan keintiman dengan Tuhan adalah kunci keberhasilan pelayanan. Dengan semankin dekat kepada Tuhan artinya kita akan semakin mengerti apa maunya Tuhan. Pemimpin juga perlu menyadari bahwa tanpa Tuhan kita tidak bisa berbuat apa – apa karena ia tahu bahwa di dalam Tuhan ia merasakan tuntunan, kepuasaan untuk orang yang dilayaninya. Komunikasi yang bisa dilakukan untuk keintiman ini adalah berdoa.
Tuhan dapat mengubahkan apa yang tak berharga di mata dunia menjadi sesuatu yang mengubahkan. Keheningan dengan Tuhan yang boleh membuat orang – orangNya setia dan ketika ada kelelahan dan kekhawatiran  boleh mendapat penghiburan.
  1. Salib yang Terbuang
Penderitaan mengikut Tuhan Yesus bukan hal yang harus disembunyikan dan malah hal inilah yangmenjadikan ini ujian bagi pengikutNya. Ketika tak ada pilihan selain meneruskan perjalanan hidup sebagai pemimpin karena
  1. Perlawanan akan selalu ada dari orang – orang yang tidak mau percaya
  2. Mengenal dan percaya Tuhan merupakan alat untuk membangun jalan Tuhan. Salib memang tidak mudah. Pengorbanan dibutuhkan dan Tuhan mau agar akhirnya kita tahu bahwa ia adalah fokus kita.


Salib dalam hal ini adalah
a.       Karakter
Pemimpin yang baik harus menyalibkan karakter lamanya. Karakter pemimpin berubah bukan tujuan untuk menyenangkan orang lain. Sebaiknya meminta kepada Tuhan agar menggunakan karakter kita yang kuat untuk pelayananNya.
b.      Keinginan dunia
Apa yang dipandang dunai kenikmatan dunia membuat anak Tuhan mengabaikan Ia. Untuk melawan ini adalah dengan melalui salib. Memakukan smeua keinginan ini
Salib tidak baik untuk dibiarkan tergeletak karena artinya kita memilih sampah yang menjadi bagian hidup kita. Lebih baik hidup kita dipenuhi dengan bukti ketaatan kepada Tuhan sehingga pemimpin yang baik selalu membawa salib dan menaatinya.
  1. Ladang yang Tak Terurus
Pemimpin dalam Tuhan merupakan orang yang memilki mental dan semangat untuk mengerjakan yang terbaik. Tidak mau bekerja keras akibat kita merasa nyaman dengan keadaan sekarang. Oelayanan yang tidak disertai kerja keras adalah pelayanan yang berhenti. Akibatnya, ladang menjadi tak terurus karena tidak ada gairah. Hanya ingin menikmati kebenaran firman itu sendiri. Kerja keras berhubungan dengan mental. Gairah kerja keras seharusnya menjadi bahan bakar untuk pencapaian. Dibutuhkan juga latihan hidup untuk memilki mental bekerja keras.
Pemimpin di ladang Tuhan harus mempunyai semangat untuk belajar dan berlatih agarmentalitas untuk bekerja keras smekain kuat.pemimpin harus memiliki mentalitas: pelayanan Tuhan ini adalah pelayanan jiwa.


Putri Metasari Pangaribuan
Matematika - 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar