Sampai Kapan
Kamu Menunggu?
Misi?
Penginjilan?
Pengabaran Injil?
Sering sekali kita mendengar tentang kata- kata di
atas. Pernahkah kita terbesit untuk melakukannya? Mungkin dari dalam diri
berkata, aku belum siap. Aku belum mampu. Aku takut dihujam dengan pertanyaan
dan akhirnya tak bisa menjawab.
Pertanyaan ini sering terlontar dan akhirnya kita
melupakan tugas dan panggilan kita sebagai murid Yesus pada zaman sekarang.
Pernahkah berpikir untuk orang lain yang belum mengenal Yesus? Adakah kita
pernah bersyukur karena kita telah mengenal satu – satunya jalan kesalamatan
menuju hidup yang kekal?
Tidak sedihkah apabila hanya kita yang selamat dan
mereka yang belum mengenal Allah memanggil kita dari neraka dengan lautan api
yang panas, menjerit memanggil kita dan menyalahkan kita karena kita tidak mengenalkan
mereka pada Kristus seperti cerita tentang Lazarus dan orang kaya(Luk 16:19-31)?
Sebelum Yesus naik ke sorga, Yesus memberikan Amanat
Agung agar murid memberitakan seluruh kabar baik tentangNya ke seluruh dunia
agar ketika Allah datang kedua kalinya, kita tidak perlu malu terhadap Dia(I
Yoh 2:28).
Masih saja orang berpikiran bahwa mereka akan menerima
panggilan ini ketika merasa “siap”. Adakah kita pernah merasa pernah siap untuk
ini? Lihat bagaimana rasul Paulus memberi diri untuk menerima panggilan ini.
Apakah dia yang telah membunuh orang percaya, pernah berpikir untuk menjadi
pemberita Injil? Apa dia pernah menyiapkan dirinya untuk panggilan itu? Tidak
saudaraku, Tuhan meminta kita semua sebagai orang percaya untuk membagikan
Injil keselamtan semua orang di seluruh dunia.
Apakah Tuhan pernah meninggalkan kita ketika kita mau
melakukan pekerjaanNya? Tidak sekalipin Dia meninggalkan kita, karena Ia setia.
Ia memampukan kita untuk melakukan tugas kita agar namaNya dimuliakan. Karena
kedatangan Allah yang kedua kalinya adalah untuk meminta pertanggungan jawab
dari kita. Apakah kita benar – benar telah melakukannya?
Allah ada untuk orang yang berdosa. Ia datang bukan untuk dilayani tetapi melayani orang berdosa. Sampai kapankah kita membiarkan orang di sekitar kita tidak mendengar Injil. Ketika kita memberi diri penuh dan mengatakan “ini aku. Utuslah aku”. Betapa sukacitaNya Tuhan ada anak manusia yang mau memberi hatinya untuk melayani kerajaanNya. Kita tahu upah dari pekerjaan di ladang Tuhan adalah sukacita penuh. Mampukah kita menolak anugerah yang diberikan pada kita?
Allah ada untuk orang yang berdosa. Ia datang bukan untuk dilayani tetapi melayani orang berdosa. Sampai kapankah kita membiarkan orang di sekitar kita tidak mendengar Injil. Ketika kita memberi diri penuh dan mengatakan “ini aku. Utuslah aku”. Betapa sukacitaNya Tuhan ada anak manusia yang mau memberi hatinya untuk melayani kerajaanNya. Kita tahu upah dari pekerjaan di ladang Tuhan adalah sukacita penuh. Mampukah kita menolak anugerah yang diberikan pada kita?
Mari beri diri untuk melayani Tuhan. Jangan bilang
memberitakan Firman harus melulu verbal. Dengan cara apapun, kita dapat
memberitakan Firman Tuhan, secara tidak sadar, Allah selalu menyediakan
kesmpatan bagi kita untuk membagi FirmanNya di sekitar kita, dengan berbagai
cara. Jadi, kita tidak mempunyai alasan apapun untuk menolak panggilan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar