Sabtu, 31 Maret 2012

Sampai Kapan Kamu Menunggu?


Sampai Kapan Kamu Menunggu?
Misi?
Penginjilan?
Pengabaran Injil?
Sering sekali kita mendengar tentang kata- kata di atas. Pernahkah kita terbesit untuk melakukannya? Mungkin dari dalam diri berkata, aku belum siap. Aku belum mampu. Aku takut dihujam dengan pertanyaan dan akhirnya tak bisa menjawab.
Pertanyaan ini sering terlontar dan akhirnya kita melupakan tugas dan panggilan kita sebagai murid Yesus pada zaman sekarang. Pernahkah berpikir untuk orang lain yang belum mengenal Yesus? Adakah kita pernah bersyukur karena kita telah mengenal satu – satunya jalan kesalamatan menuju hidup yang kekal?
Tidak sedihkah apabila hanya kita yang selamat dan mereka yang belum mengenal Allah memanggil kita dari neraka dengan lautan api yang panas, menjerit memanggil kita dan menyalahkan kita karena kita tidak mengenalkan mereka pada Kristus seperti cerita tentang Lazarus dan orang kaya(Luk 16:19-31)?
Sebelum Yesus naik ke sorga, Yesus memberikan Amanat Agung agar murid memberitakan seluruh kabar baik tentangNya ke seluruh dunia agar ketika Allah datang kedua kalinya, kita tidak perlu malu terhadap Dia(I Yoh 2:28).
Masih saja orang berpikiran bahwa mereka akan menerima panggilan ini ketika merasa “siap”. Adakah kita pernah merasa pernah siap untuk ini? Lihat bagaimana rasul Paulus memberi diri untuk menerima panggilan ini. Apakah dia yang telah membunuh orang percaya, pernah berpikir untuk menjadi pemberita Injil? Apa dia pernah menyiapkan dirinya untuk panggilan itu? Tidak saudaraku, Tuhan meminta kita semua sebagai orang percaya untuk membagikan Injil keselamtan semua orang di seluruh dunia.
Apakah Tuhan pernah meninggalkan kita ketika kita mau melakukan pekerjaanNya? Tidak sekalipin Dia meninggalkan kita, karena Ia setia. Ia memampukan kita untuk melakukan tugas kita agar namaNya dimuliakan. Karena kedatangan Allah yang kedua kalinya adalah untuk meminta pertanggungan jawab dari kita. Apakah kita benar – benar telah melakukannya?

Allah ada untuk orang yang berdosa. Ia datang bukan untuk dilayani tetapi melayani orang berdosa. Sampai kapankah kita membiarkan orang di sekitar kita tidak mendengar Injil. Ketika kita memberi diri penuh dan mengatakan “ini aku. Utuslah aku”. Betapa sukacitaNya Tuhan ada anak manusia yang mau memberi hatinya untuk melayani kerajaanNya. Kita tahu upah dari pekerjaan di ladang Tuhan adalah sukacita penuh. Mampukah kita menolak anugerah yang diberikan pada kita?
Mari beri diri untuk melayani Tuhan. Jangan bilang memberitakan Firman harus melulu verbal. Dengan cara apapun, kita dapat memberitakan Firman Tuhan, secara tidak sadar, Allah selalu menyediakan kesmpatan bagi kita untuk membagi FirmanNya di sekitar kita, dengan berbagai cara. Jadi, kita tidak mempunyai alasan apapun untuk menolak panggilan ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar