Sabtu, 01 November 2014

Dunia Alumni

Sewaktu di bangku kuliah, aku tak pernah mau menaruh pikiran tentang dunia pekerjaan. Tetapi, setelah aku lulus, fase yang harus kulewati dari dunia alumni adalah mencari pekerjaan.
Semuanya kumulai dari nol. Tak ada sumber akurat yang kupunya selain mbah google dan kata orang begini.

Kumulai dunia alumni dengan mencari pekerjaan yang berkaitan dengan jurusan, yaitu jurusanku matematika. Yang kutahu adalah matematika dunia yang luas dan semua bidang membutuhkan matematika. Oke, sekarang otakku berpikir, bidang apa yang akan kugeluti. Terlintas di pikiranku adalah perbankan dan asuransi. Oke, asuransi kendalaku adalah aku tidak punya basic aktuaria. Berarti aku harus melirik dunia perbankan. Ditanya tentang dunia perbankan, aku tidak tahu apa-apa. Modalku hanya anak matematika, kejujuran dan mau belajar. Just it.

Okeh, for your information, sebelum aku mengerti dunia pekerjaan, aku melemparkan CV ku kemana saja sampai aku lupa aku tidak memperhatikan perusahaan, kualifikasi dan bidang pekerjaan yang akan kulamar sangking aku stress dan buta.

Kupikir pengalaman yang ini tidak oatut dicontoh. Harusnya, doakan terlebih dahulu apa yang Tuhan mau untuk dikerjakan dan jangan gegabah dalam melihat lowongan pekerjaan.

Satu lagi, jika kamu yang sedang membaca artikel ini memiliki kesempatan berupa orang tua yang tidak memaksakan kehendak dan percaya pada rancangan Tuhan, pastikan diirmu tenang dalam memilih bidang yang akan kamu tekuni.

Okeh, back to the topic.

Pertama kalinya beneran ngerasain tes koran angka, tes psikologi dan tes lainnya. Satu poin yang mau kupertanyakan dr sistem ini: yakinkah dengan mengecek sgalanya menjadi jaminan bahwa calon karyawan yg dipilih sesuai dengan standar?

Aku terpikir untuk merekrut orang-orang persekutuan yang telah kulihat sendiri kualitasnya. Lebih meminimkan resiko daripada orang awam yg direkrut. Meskipun takut melewatkan orang terbaik di luar dan menutup diri dari kemajemukan, tapi kenapa tidak.

Itulah dunia alumni ini dengan segala kompleksitasnya. Kita butuh berpegang pada Tuhan dalam menghadapi dunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar