Sabtu, 13 September 2014

Kegalauanku

Yah, umur di kepala dua ini menurutku puncak dari momen penentuan keputusan-keputusan yang akan berakibat ke depannya. Keputusan dalam memilih pekerjaan, pasangan hidup, domisili, gaya hidup, pelayanan dan lain sebagainya.

Ketika kita mengalami kegalauan ini, banyak serangan dari luar diri yang membuat kita akan mulai mempertanyakan kemanakah dan bagaimanakah selanjutnya. Apakah semua akan baik-baik saja? Itu mungkin yang terlintas dalam pikiran. Tetapi, satu hal yang kupegang ketika masa itu dan aku imani bahwa Allahku pemilik segalanya yang ada di bumi. Bahkan di adalah CEO sekaligus founder dunia jnj. Kebapa aku harus khawatir akan ke depannya nasibku kalau aku punya Allah seperti itu.

Yah, manusia dunia mungkin berkata bagaimana mungkin kamu yaki terhadap hal yang sendiri kamu belum lihat dan terlalu naif kalau kita berpikrian begitu. Tetapi itulah iman bukan? Kalau percaya bukan karena melihat, tidakkah itu memiliki sukacita lebih besar.

Aku juga tak ingin munafik tetapi aku juga tak ingin lari dari Allah yang sudah memberi anugerah terbesar dlam hidup. Banyak pertanyaanku tentang masa depan dan masih banyak yang belum disingkapkanNya kepadaku. Tetapi seingatku Firman berkata bahwa semua yang telah Tuhan nyatakan itulah yang ada padaku dan yang belum dinyatakan itilah milik Allah.

Kegalauanmu dan kegalauanku bawalah itu ke dalam doa dan belajarlah diam di hadapaNya bukan berkooar di dunia dan mencari jawaban dari djnua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar